Senin, 20 April 2015

KYAI NU A.H. BAIDLOWI TEGAS TERHADAP SYIAH

Bagi masyarakat Rembang, nama KH Abdul Hamid Baidlowi sudah tidak asing lagi. Banyak warga yang mengenal namanya karena beliau merupakan putra ulama besar asal Lasem, KH Baidlowi (almarhum) yang semasa hidupnya pernah menjadi Rais Akbar Tariqah Se-Indonesia.
KH. Abdul Hamid BaidlowiSelain itu, ayah KH Abdul Hamid Baidlowi merupakan pencetus waliyul amri addlaruri bissyaukah, gelar yang diberikan kepada Bung Karno, presiden pertama RI. Bahkan kiai itu masuk dalam catatan sejarah, karena ikut andil dalam mendirikan NU.
Namun, ketenaran KH Hamid Baidlowi bukan hanya karena pengaruh kebesaran nama orang tuanya. Yang jelas, kiai itu sejak kecil suka bergaul, baik di dalam masyarakat maupun organisasi, terutama yang berkaitan dengan pengembangan Islam.
Apalagi setelah dewasa, namanya makin dikenal oleh masyarakat luas karena kiprahnya dalam dunia politik, terutama saat NU masih menjadi partai politik.
Pada zaman Orde Baru, nama KH Hamid Baidlowi juga sering muncul di koran-koran, baik koran daerah maupun nasional. Sebab, pada saat itu dia berani terang-terangan masuk jajaran pengurus PBNU pimpinan Abu Hasan yang merupakan tandingan PBNU pimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Karena kiprahnya dalam dunia politik, kediaman pengasuh Pondok Pesantren Al Wahdah itu sering dikunjungi pejabat tingkat nasional. Antara lain Sudharmono (saat menjabat wapres/Ketua Umum DPP Golkar), H Harmoko saat menjabat Menteri Penerangan, bahkan Akbar Tanjung dan Munawir Sadjzali.
KH. Abdul Hamid Baidlowi juga pernah menyampaikan sebuah makalah ilmiah pada acara pertemuan Ulama dan Habaib di Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah Jakarta pada tanggal 14 Rajab 1416 H/ 7 Desember 1995 M. yang berjudul: “Kritik Terhadap Gus Dur dan Sa’id Aqil” dan makalah beliau yang berjudul: “Menyiasati Bahaya Syi’ah di Kalangan Nahdlatul Ulama di penghujung Abad Ini” yang disampaikan pada acara sarasehan IPNU-IPPNU cabang Jombang pada tanggal 1 Shafar 1417 H/ 17 Juni 1996 M.
Makalah tersebut hadir di saat umat Islam mulai resah atas bahaya pemikiran Gus-Dur yang pada saat itu berkapasitas sebagai Ketua Umum organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, dan membongkar kerancauan ideologi Syi’ah Rafidloh yang dipasarkan lewat pemikiran Said Aqil Siradj yang pada saat itu menjabat Katib Am Nahdlatul Ulama. Mereka mencoba menyesatkan umat Islam dari ajaran yang benar, ajaran yang bertentangan dengan nash-nash al-Quran, Sunnah Rasul dan ajaran-ajaran Salafussholih.
Saat ini, KH Abdul Hamid Baidlowi kini menghabiskan masa senjanya dengan mengasuh putra-putri didiknya di Pondok Pesantren Al-Wahdah, Lasem, Rembang [sdqfajar/dbs]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan koment demi perbaikan dan kemajuan